Senin, 08 Juni 2009

Proyeksi Kehidupan

Yakobus 4:14 è Sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.

Bacaan: Yakobus 4:7-15
7 Sebab itu, tunduklah kepada Allah dan lawanlah Iblis, maka Iblis akan lari dari kalian.
8 Dekatilah Allah, dan Allah pun akan mendekati kalian. Bersihkanlah tanganmu, kalian yang berdosa! Dan jernihkanlah hatimu, kalian yang bercabang hati!
9 Hendaklah kalian sungguh-sungguh menyesal dan menangis serta meratap; hendaklah tertawamu menjadi tangisan dan kegembiraanmu menjadi kesedihan!
10 Hendaklah kalian merendahkan diri di hadapan Tuhan, maka Tuhan akan meninggikan kalian.
11 Saudara-saudara, janganlah saling mencela atau saling menyalahkan. Orang yang mencela atau menyalahkan saudaranya yang sama-sama Kristen, ia mencela dan menyalahkan hukum Allah. Dan kalau kalian menyalahkan hukum Allah, itu berarti kalian tidak menuruti hukum-hukum itu, melainkan menjadi hakimnya.
12 Padahal hanya satu yang berhak memberi hukum kepada manusia dan mengadili manusia. Ialah Allah yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan. Jadi, siapakah kalian, sehingga kalian mau menyalahkan sesama manusia?
13 Saudara-saudara yang berkata, "Hari ini atau besok kami akan berangkat ke kota anu dan tinggal di sana setahun lamanya untuk berdagang dan mencari uang," --dengarkanlah nasihat saya ini.
14 Apa yang akan terjadi dengan kehidupanmu besok, kalian sendiri pun tidak mengetahuinya! Kalian hanya seperti asap yang sebentar saja kelihatan, kemudian lenyap.
15 Seharusnya kalian berkata begini, "Kalau Tuhan memperkenankan, kami akan hidup dan melakukan ini atau itu."

Salah satu pekerjaan yang harus dilakukan oleh setiap profesional adalah membuat perencanaan. Biasanya perusdahaan-perusahaan besar mempersiapkan rencana kerja dan target yang akan dicapai pada tahun berikutnya. Proyeksi dan key performance index mulai dibuat sehingga dapat membantu pengawasan dalam hal pencapaian target.

Dalam penyusunan proyeksi tersebut pada umumnya perusahaan membuat perencanaan jangka pendek, yaitu untuk satu tahun ke depan. Proyeksi jangka panjang dapat dibuat, namun ada banyak variabel yang dapat berubah seiring dengan kondisi di masa mendatang. Perubahan situasi ekonomi, politik dan faktor-faktor makro lainnya membuat perencanaan ke depan menjadi suatu hal yang sukar dipastikan.

Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita bahwa manusia dapat merencanakan masa depan, namun sering kali jalan-jalan dan cara Tuhan berbeda dengan proyeksi kehidupan kita. Kadang ada banyak bukit dan lembah harus kita lewati di mana hal tersebut tidak sesuai dengan potret rencana kehidupan kita. Visi hidup kita mungkin sudah selaras dengan tujuan Tuhan, tapi misi atau cara yang kita rencanakan untuk menjalaninya mungkin berbeda dengan keinginan-Nya.

Dalam menghadapi kenyataan tersebut, sikap yang harus dimiliki oleh kita sebagai anak-anak-Nya adalah fleksibel dan berserah. Mari belajar menyerahkan seluruh kehidupan kita ke dalam tangan kasih-Nya. Imani bahwa sebagai Bapa, Ia akan selalu memberi yang terbaik bagi kita.

Berserah dan menyerahkan masa depan kita ke dalam tangan Tuhan adalah kunci yang menjagai kita dalam jalan-jalan Tuhan.



Anda terberkati oleh artikel ini? Anda ingin mengalami berkat Tuhan hari ini? Ikuti doa berikut ini:

Ya Bapa, rancangan terbaik hidup kami telah Engkau berikan. Buatlah kami berserah pada rencana-MU dan berjuang mengupayakan yang terbaik dalam kehidupan kami dalam terang cahaya-Mu sehingga seluruh hidup kami menjadi berkat dan pujian bagi kemuliaan nama-Mu. Demi Kristus Tuhan dan penyelamat kami. Amin

Pekerjaan yang Membanggakan

2 Korintus 10:15 è Kami tidak bermegah atas pekerjaan yang dilakukan oleh orang lain di daerah kerja yang tidak dipatok untuk kami. Tetapi kami berharap, bahwa apabila imanmu makin bertumbuh, kami akan mendapat penghormatan lebih besar lagi di antara kamu, jika dibandingkan dengan daerah kerja yang dipatok untuk kami.

Bacaan: 2 Korintus 10:12-18
12 Memang kami tidak berani menggolongkan diri kepada atau membandingkan diri dengan orang-orang tertentu yang memujikan diri sendiri. Mereka mengukur dirinya dengan ukuran mereka sendiri dan membandingkan dirinya dengan diri mereka sendiri. Alangkah bodohnya mereka!
13 Sebaliknya kami tidak mau bermegah melampaui batas, melainkan tetap di dalam batas-batas daerah kerja yang dipatok Allah bagi kami, yang meluas sampai kepada kamu juga.
14 Sebab dalam memberitakan Injil Kristus kami telah sampai kepada kamu, sehingga kami tidak melewati batas daerah kerja kami, seolah-olah kami belum sampai kepada kamu.
15 Kami tidak bermegah atas pekerjaan yang dilakukan oleh orang lain di daerah kerja yang tidak dipatok untuk kami. Tetapi kami berharap, bahwa apabila imanmu makin bertumbuh, kami akan mendapat penghormatan lebih besar lagi di antara kamu, jika dibandingkan dengan daerah kerja yang dipatok untuk kami.
16 Ya, kami hidup, supaya kami dapat memberitakan Injil di daerah-daerah yang lebih jauh dari pada daerah kamu dan tidak bermegah atas hasil-hasil yang dicapai orang lain di daerah kerja yang dipatok untuk mereka.
17 ''Tetapi barangsiapa bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan.''
18 Sebab bukan orang yang memuji diri yang tahan uji, melainkan orang yang dipuji Tuhan.

Kini, banyak pekerjaan yang bisa dilakukan oleh perempuan. Ada yang menjadi dokter, guru, pilot, wartawan bahkan presiden! Di mata anak-anak, pekerjaan ibunya justru merupakan sebuah kebanggaan. Naomi, yang ibunya bekerja sebagai guru playgroup berkomentar, "Aku bangga sama pekerjaan mama, soalnya mama bisa ngurusin anak-anak." Ada orang yang bekerja karena perlu uang. Baginya, pekerjaan merupakan sarana untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Ada juga yang menganggap pekerjaan sebagai sarana aktualisasi diri. Dengan pekerjaannya, ia merasa menjadi pribadi seutuhnya.

Tuhan mengajarkan bahwa pekerjaan adalah sarana untuk menyaksikan kasih-Nya kepada dunia. Alkitab memuat kisah orang-orang yang bekerja dengan profesional dan mencintai pekerjaannya. Misalnya, Bezaliel dan Aholiab sebagai tukang. Petrus sebagai nelayan dan bahkan budak perempuan yang tinggal di rumah Naaman. Pribadi-pribadi itu bangga dengan pekerjaannya. Melalui pekerjaannya, mereka memberkati orang sekitarnya dan memuliakan Tuhan.

Pekerjaan kita juga merupakan sebuah ungkapan hubungan kita dengan Dia. Mari, kita tempatkan pekerjaan kita menjadi sesuatu yang membanggakan baik bagi diri sendiri maupun bagi-Nya!

Bekerja adalah seni beribadah dengan cara yang lain. Berilah dampak kepada orang lain melalui pekerjaan Anda.

Integritas Pribadi

2 Tesalonika 3:9 è Bukan karena kami tidak berhak untuk itu, melainkan karena kami mau menjadikan diri kami teladan bagi kamu, supaya kamu ikuti.

Bacaan: 2 Tesalonika 3:3-9

3 Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara kamu terhadap yang jahat.
4 Dan kami percaya dalam Tuhan, bahwa apa yang kami pesankan kepadamu, kamu lakukan dan akan kamu lakukan.
5 Kiranya Tuhan tetap menujukan hatimu kepada kasih Allah dan kepada ketabahan Kristus.
6 Tetapi kami berpesan kepadamu, saudara-saudara, dalam nama Tuhan Yesus Kristus, supaya kamu menjauhkan diri dari setiap saudara yang tidak melakukan pekerjaannya dan yang tidak menurut ajaran yang telah kamu terima dari kami.
7 Sebab kamu sendiri tahu, bagaimana kamu harus mengikuti teladan kami, karena kami tidak lalai bekerja di antara kamu,
8 dan tidak makan roti orang dengan percuma, tetapi kami berusaha dan berjerih payah siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapa pun di antara kamu.
9 Bukan karena kami tidak berhak untuk itu, melainkan karena kami mau menjadikan diri kami teladan bagi kamu, supaya kamu ikuti.

Seorang ibu membawa anaknya kepada Mahatma Gandhi untuk dinasehati agar menghentikan kebiasaan buruknya makan permen. "Tunggulah dua minggu lagi. Datanglah ke sini lagi sambil membawa anak ibu," pinta Gandhi. Ibu ini heran, megapa harus menunggu dua minggu lagi. Meski heran, ibu ini menuruti saja. Dua minggu kemudian, ketika ibu dan anaknya datang, Gandhi langsung menasehati anak itu. Sang ibu mengucapkan terima kasih. Sebelum pamit, ibu itu masih penasaran mengapa dia harus menunggu dua minggu. "Selama dua minggu ini, saya berusaha menghilangkan kebiasaan buruk saya. Soalnya, saya juga gemar makan permen," jawab Gandhi.

Gandhi adalah orang yang punya integritas karena dia menjaga keselarasan antara perkataan dan tindakannya.

Paulus mengerti benar pentingnya integritas ini. Sebagai rasul, sebenarnya dia berhak menikmati sokongan hidup dari jemaatnya. Namun Paulus memilih bekerja untuk menghidupi dirinya sendiri. Dengan begitu, ketika menasehati jemaat di Korintus, dia bisa berkata lantang, "Jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan." (2 Tesalonika 3:10) Dengan integritas yang terjaga, tanpa banyak mengobral kata-kata pun, Anda bisa menuntun banyak orang datang kepada Kristus. Mereka bisa melihat wajah Kristus tergambar dalam tindakan dan perkataan Anda yang selaras.

Rantai kebiasaan terlalu lemah untuk dirasakan, tetapi membutuhkan komitmen kuat untuk mematahkannya.

Harus Dipecahkan

Markus 14:9= Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia."

Bacaan: Markus 14:3-9

3 Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta, dan sedang duduk makan, datanglah seorang perempuan membawa suatu buli-buli pualam berisi minyak narwastu murni yang mahal harganya. Setelah dipecahkannya leher buli-buli itu, dicurahkannya minyak itu ke atas kepala Yesus.
4 Ada orang yang menjadi gusar dan berkata seorang kepada yang lain: ''Untuk apa pemborosan minyak narwastu ini?
5 Sebab minyak ini dapat dijual tiga ratus dinar lebih dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin.'' Lalu mereka memarahi perempuan itu.
6 Tetapi Yesus berkata: ''Biarkanlah dia. Mengapa kamu menyusahkan dia? Ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik pada-Ku.
7 Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, dan kamu dapat menolong mereka, bilamana kamu menghendakinya, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu.
8 Ia telah melakukan apa yang dapat dilakukannya. Tubuh-Ku telah diminyakinya sebagai persiapan untuk penguburan-Ku.
9 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia.''

Perempuan itu mendekati Yesus dengan sikap yang cukup mengejutkan. Ia tidak datang untuk meminta bantuan. Ia tidak mengharapkan kesembuhan. Ia juga tidak ingin melihat tanda-tanda dan mukjizat. Ia datang untuk memberi sesuatu yang mahal harganya. Minyak narwastu murni yang ditempatkan dalam buli-buli pualam. Yesus mempercayakan Roh-Nya kepada kita. Ia memberi kita talenta, karunia-karunia rohani dan segala berkat rohani di dalam surga (Yohanes 4:14). Namun, itu semua tidak akan memancar keluar dalam kehidupan kita kalau kita tidak memecahkan buli-buli itu.

Buli-buli itu melambangkan tubuh kita, yaitu kedagingan kita. Sayangnya, orang Kristen sering lebih menyayangi buli-buli itu dan tidak membiarkannya hancur. Karena itulah kita didorong untuk mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup (Roma 12:1). Setelah buli-buli itu dipecahkan, minyak itu dicurahkan dan "bau minyak semerbak di seluruh rumah itu" (Yohanes 12:3). Baru setelah kedagingan kita dihancurkan, "bau" kita dapat tercium ke sekeliling kita, "menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana" (1 Korintus 2:14).

Dan Yesus menerima pemberian itu. Persembahannya yang dituduh orang sebagai pemborosan itu terus diberitakan di seluruh dunia sebagai bagian dari kabar baik.

Kapal yang berada di pelabuhan tetap aman, tetapi bukan itu tujuan kapal diciptakan.

Biarlah Terangmu Bercahaya

1 Timotius 4:12 è Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.

Bacaan: Roma 12:9-21


9 Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik.
10 Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat.
11 Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.
12 Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!
13 Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan!
14 Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk!
15 Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!
16 Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai!
17 Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!
18 Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!
19 Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.
20 Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya.
21 Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!

Satu hal yang perlu diingat oleh dunia yaitu keteladanan yang baik. Mereka perlu melihat umat Tuhan hidup dalam kasih dan kesucian serta iman dalam rumah mereka, dalam sekolah mereka dan dalam pekerjaan mereka. Rasul Paulus menaseti kita dalam Roma 12:17 untuk hidup tidak bercela di hadapan semua orang. Ayat lain mengajarkan kita untuk menghindari semua kejahatan. Jadi, bila Anda mengikuti Tuhan, jangan menyerempet bahaya. Berjalanlah sepenuhnya menurut petunjuk Tuhan. Berlakulah sedemikian rupa sehingga orang tidak meragukan diri Anda sebagai orang Kristen. Biarlah orang-orang di sekitar Anda melihat kasih, iman dan kesucian Anda dalam setiap situasi.

Teladan Anda akan jauh lebih berpengaruh ketimbang perkataan Anda. Ketika putra kami, John, masih kecil, kami meluangkan waktu dengan kakek dan nenek saya. John sedang tidur dengan kakek saya dan dia terbangun di malam hari lalu berkata, "Kek, telingaku sakit. Maukah kakek mendoakannya?" Kakek dan nenek saya diasuh oleh gereja yang tidak mempercayai kesembuhan ilahi. Saya tidak tahu tindakan kakek saya waktu itu, tetapi apapun yang ia lakukan tidak membuat John kembali tidur. Jadi, John langsung bangun dan berkata, "Aku akan pergi tidur dengan ibuku. Bila dia berdoa, telingaku tidak sakit lagi." Sekitar 18 tahun kemudian, kakek saya menceritakan kisah itu. Anda lihat, saya telah memberikan teladan iman dan kasih, dan John mengingatnya.

Selagi anak-anak Anda bertumbuh dewasa, mereka mungkin lupa akan sebagian khotbah yang telah Anda beritakan atau bertindak seakan-akan mereka tidak berminat dalam hal-hal yang berkaitan dengan Tuhan. Tetapi mereka takkan pernah melupakan teladan Anda. Bahkan di tempat kerja Anda atau hanya di lingkungan Anda, orang-orang mungkin menolak kata-kata yang Anda ucapkan. Tetapi mereka tidak pernah menyangkal atau melupakan tindakan kasih Anda. Jangan biarkan dosa-dosa kecil dan kompromi rohani merusak keteladanan Anda. Hiduplah dengan tidak bercela dan biarlah terang Yesus bercahaya cemerlang melalui Anda.

Terang Allah bercahaya ketika teladan Kristus nyata melalui hidup Anda.

Ruginya Jadi Pemalas

Amsal 21:25 = Si pemalas dibunuh oleh keinginannya, karena tangannya enggan bekerja.

Bacaan: Amsal 21:20-26
20 Orang bijaksana tetap makmur dan kaya; tetapi orang bodoh memboroskan hartanya.
21 Siapa berusaha agar keadilan dan cinta kasih dilaksanakan, akan mendapat kesejahteraan, kehormatan dan umur yang panjang.
22 Orang yang cerdik sanggup merebut kota yang dijaga tentara yang perkasa; ia meruntuhkan benteng-benteng yang mereka andalkan.
23 Untuk menghindari kesukaran, hendaklah berhati-hati dengan ucapan.
24 Orang sombong dan tinggi hati suka mencela dan kurang ajar.
25 Si pemalas yang tak mau bekerja; membunuh dirinya dengan keinginannya.
26 Sepanjang hari ia hanya memikirkan tentang apa yang ia inginkan. Sebaliknya, orang yang lurus hidupnya dapat memberi dengan berlimpah-limpah.

Gorila mempunyai banyak kesamaan dengan bentuk tubuh manusia, kecuali tubuhnya penuh bulu, sehingga tidak heran beberapa orang menyimpulkan manusia adalah keturunan gorila. Jika kita berasal dari keturunan yang sama, lantas mengapa sebagian gorila masih tetap sebagai gorila sementara gorila yang lain berubah wujud menjadi manusia?

Sebuah dongeng mengisahkan sifat malas yang menjangkiti sebagian gorila sebagai penyebabnya. Diceritakan dari sekumpulan gorila yang tinggal di pohon, beberapa gorila terlalu malas turun dari pohon untuk mencari makanan di tempat lain, sehingga nasibnya tidak berubah, tetap sebagai gorila. Sedangkan beberapa gorila lainnya bersedia turun dari pohon, bekerja giat mencari makanan di tempat lain, dan seiring waktu mereka menjelma menjadi manusia. Seseorang bisa saja berpikir, "Untunglah moyangku terpikir untuk turun dari pohon dan tidak malas bergerak. Kalau tidak aku masih menjadi gorila." Meski dongeng terkadang sengaja dibuat berlebihan, tetapi hal itu dilakukan agar pesan moralnya mengena. Bagaimana hanya oleh satu keputusan saja, kehidupan seseorang lantas berubah.

Di zaman sekarang paham kebebasan memilih demikian populer, tiap orang punya hal menentukan responnya terhadap suatu hal. Kita tidak selalu tahu akibat dari suatu pilihan, tapi pilihan untuk bersikap malas tidak pernah membawa keuntungan apapun. Dalam Amsal, orang malas itu seperti pintu yang berputar pada engselnya, artinya mereka tidak bergerak ke mana-mana dan menjadi stagnan. Hidup terlalu berharga dan singkat untuk disia-siakan oleh kemalasan bukan?

Ada orang yang membuat keinginannya terwujud namun ada juga yang hanya menjadi penonton. Pilihan ada di tangan Anda.


Anda terberkati oleh artikel ini? Anda ingin mengalami berkat Tuhan hari ini? Ikuti doa berikut ini:

Ya Bapa, kami bersyukur atas karunia kehidupan, pekerjaan dan keluarga yang kami miliki. Kobarkanlah selalu semangat cinta di hati kami sehingga kami selalu tergerak untuk melakukan hal-hal yang baik dan memberkati sesama kami. Demi Kristus Tuhan dan penyelamat kami. Amin

Saatnya Unjuk Kasih

Amsal 19:17 =Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu.

Bacaan: Lukas 6:27-38
27 "Tetapi kepada kalian yang mendengar Aku sekarang ini, Aku beri pesan ini: kasihilah musuh-musuhmu, dan berbuatlah baik kepada orang yang membencimu.
28 Berkatilah orang yang mengutukmu, dan doakanlah orang yang jahat terhadapmu.
29 Kalau orang menampar pipimu yang satu, biarkan ia menampar pipimu yang sebelah juga. Kalau jubahmu dirampas, berikanlah juga bajumu.
30 Kalau orang minta sesuatu kepadamu, berikanlah itu kepadanya; dan kalau milikmu dirampas, janganlah memintanya kembali.
31 Perlakukanlah orang lain seperti kalian ingin diperlakukan oleh mereka.
32 Kalau kalian mengasihi orang-orang yang mengasihi kalian saja, apa jasamu? Orang berdosa pun mengasihi orang-orang yang mengasihi mereka!
33 Dan kalau kalian berbuat baik kepada orang-orang yang berbuat baik kepadamu saja, apa jasamu? Orang berdosa pun berbuat begitu!
34 Dan kalau kalian meminjamkan uang hanya kepada orang-orang yang dapat mengembalikannya, apa jasamu? Orang berdosa pun meminjamkan uang kepada orang berdosa, lalu memintanya kembali!
35 Seharusnya bukan begitu! Kalian sebaliknya harus mengasihi musuhmu dan berbuat baik kepada mereka. Kalian harus memberi pinjam, dan jangan mengharap mendapat kembali. Bila demikian, upahmu akan besar dan kalian akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi. Sebab Allah baik hati terhadap orang yang tidak tahu terima kasih, dan terhadap yang jahat juga.
36 Hendaklah kalian berbelaskasihan seperti Bapamu juga berbelaskasihan!"
37 "Janganlah menghakimi orang lain, supaya kalian sendiri juga jangan dihakimi oleh Allah. Janganlah menghukum orang lain, supaya kalian sendiri juga jangan dihukum Allah. Ampunilah orang lain, supaya Allah juga mengampuni kalian.
38 Berilah kepada orang lain, supaya Allah juga memberikan kepadamu; kalian akan menerima pemberian berlimpah-limpah yang sudah ditakar padat-padat untukmu. Sebab takaran yang kalian pakai untuk orang lain akan dipakai Allah untukmu."

Riset dari Lackovic-Grgin dan Dekovic di tahun 1996 tentang Social Support and Self Esteem in Unemployed University Graduates menyatakan durasi masa menganggur tidak akan merendahkan harga diri para lulusan universitas yang menjadi penganggur, asalkan mereka didukung dan diperhatikan oleh orang-orang yang istimewa di hati mereka, seperti keluarga dan teman dekat. Dari sini kita tahu, bahwa hal terburuk sekalipun bisa dihadapi dengan adanya dukungan.

Tapi anehnya di tengah penduduk dunia yang semakin banyak dan padat, kebanyakan orang hidup tanpa dukungan dalam tingkat kesepian yang tinggi. Menurut Jurnal Psikologi Amerika kebanyakan masyarakat perkotaan dan lingkungan profesional mengalami masalah ini.

Sebagai anak Tuhan kita dipanggil untuk menjadi wakil-Nya untuk menyatakan kasih-Nya. Kita disebut sebagai imamat yang rajani, mendapatkan tugas sebagai garam dan terang dunia, mendapatkan Amanat Agung untuk memberitakan kabar baik dan terkadang karena kesibukan gereja atau kehidupan kerja kita sering lupa posisi ini.

Lukas 6:38 mengatakan, "Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu." Memberi tidak hanya berlaku dalam bidang finansial saja, namun dalam kasih juga.

Semakin sering memberi, maka kasih kita akan berlimpah.



Anda terberkati oleh artikel ini? Anda ingin mengalami berkat Tuhan hari ini? Ikuti doa berikut ini:

Ya Bapa, terima kasih atas karunia kehidupan yang Engkau berikan untuk kami. Semoga semua berkat yang kami terima membuat kami menikmati hidup penuh cinta dan mau memberi dengan setulus hati untuk menjadi berkat-Mu di tengah kehidupan kami. Demi Kristus Tuhan dan penyelamat kami. Amin

Melatih Otot Iman

Yakobus 1:2-3 = Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.

Bacaan: Yakobus 1:2-6

2 Saudara-saudara! Kalau kalian mengalami bermacam-macam cobaan, hendaklah kalian merasa beruntung.
3 Sebab kalian tahu, bahwa kalau kalian tetap percaya kepada Tuhan pada waktu mengalami cobaan, akibatnya ialah: kalian menjadi tabah.
4 Jagalah supaya ketabahan hatimu itu terus berkembang sampai kalian menjadi sungguh-sungguh sempurna serta tidak berkekurangan dalam hal apa pun.
5 Kalau ada seorang di antaramu yang kurang bijaksana, hendaklah ia memintanya dari Allah, maka Allah akan memberikan kebijaksanaan kepadanya; sebab kepada setiap orang, Allah memberi dengan murah hati dan dengan perasaan belas kasihan.
6 Tetapi orang yang meminta, harus percaya; ia tidak boleh ragu-ragu. Sebab orang yang ragu-ragu adalah seperti ombak di laut yang ditiup angin ke sana ke mari.

Embrio ayam tentu merasa ‘nyaman' berada di dalam kulit telur. Namun, pada suatu titik, ia akan merasa terkungkung oleh cangkang tersebut dan mulai mematukinya. Ia bekerja keras dan mendapatkan kekuatan dari pergumulannya ini. Kekuatan dan ketekunan ini diperlukannya untuk berhadapan dengan lingkungan baru begitu cangkang tersebut retak terbuka.

Apa yang akan terjadi bila ada orang yang berusaha untuk menolongnya dengan meretakkan cangkang itu sebelum waktunya? Ia justru akan membunuh anak ayam itu. Ya, karena ia telah melumpuhkan kemampuan binatang itu untuk menghadapi lingkungan barunya. Begitulah fungsi pencobaan bagi iman kita. Tantangan-tantangan yang kita hadapi dapat kita anggap "barbel", yang melatih otot-otot iman kita. Dengan demikian, alih-alih stres dan patah semangat oleh tekanan hidup, kita justru bertumbuh menjadi orang percaya yang semakin dewasa; sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun (ayat 4).

Kesadaran ini kian penting di zaman yang berlomba-lomba menawarkan berbagai jalan pintas, produk cepat saji, dan fasilitas instan ini. Bagi pendewasaan iman, tawaran itu jelas tidak berlaku - apa hebatnya kerohanian karbitan? Karenanya, kita semestinya menyambut pencobaan itu sebagai "sahabat" dan belajar untuk bertekun menghadapinya.

Pencobaan hidup adalah kesempatan kita untuk menjadi manusia yang lebih kuat.

Anda terberkati oleh artikel ini? Anda ingin mengalami berkat Tuhan hari ini? Ikuti doa berikut ini:

Ya Bapa, kuatkanlah kami agar dalam setiap pencobaan hidup ini selalu percaya bahwa Engkau tidak pernah meninggalkan kami dan selale menggendong kami terus. Demi Kristus Tuhan dan penyelamat kami. Amin

Orang Lain Menyaksikan

Kejadian 13:17= Bersiaplah, jalanilah negeri itu menurut panjang dan lebarnya, sebab kepadamulah akan Kuberikan negeri itu."



Bacaan: Kejadian 13:1-4; 12-18

1 Maka pergilah Abram dari Mesir ke Tanah Negeb dengan isterinya dan segala kepunyaannya, dan Lot pun bersama-sama dengan dia.
2 Adapun Abram sangat kaya, banyak ternak, perak dan emasnya.
3 Ia berjalan dari tempat persinggahan ke tempat persinggahan, dari Tanah Negeb sampai dekat Betel, di mana kemahnya mula-mula berdiri, antara Betel dan Ai,
4 ke tempat mezbah yang dibuatnya dahulu di sana; di situlah Abram memanggil nama TUHAN.
12 Abram menetap di tanah Kanaan, tetapi Lot menetap di kota-kota Lembah Yordan dan berkemah di dekat Sodom.
13 Adapun orang Sodom sangat jahat dan berdosa terhadap TUHAN.
14 Setelah Lot berpisah dari pada Abram, berfirmanlah TUHAN kepada Abram: ''Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ke timur dan barat, utara dan selatan,
15 sebab seluruh negeri yang kaulihat itu akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu untuk selama-lamanya.
16 Dan Aku akan menjadikan keturunanmu seperti debu tanah banyaknya, sehingga, jika seandainya ada yang dapat menghitung debu tanah, keturunanmu pun akan dapat dihitung juga.
17 Bersiaplah, jalanilah negeri itu menurut panjang dan lebarnya, sebab kepadamulah akan Kuberikan negeri itu.''
18 Sesudah itu Abram memindahkan kemahnya dan menetap di dekat pohon-pohon tarbantin di Mamre, dekat Hebron, lalu didirikannyalah mezbah di situ bagi TUHAN.

Suatu hari ketika seorang ibu sedang berjalan di stasiun London, seorang bapak tua menghentikannya. Katanya, "Maaf, Bu, saya mau berterima kasih kepada Anda." Si Ibu ini memandang kaget dan berkata, "Berterima kasih kepada saya?" Si Bapak tua menjawab, "Ya, saya dulu bekerja sebagai pemeriksa karcis. Setiap Anda lewat selalu memberi senyum gembira dan salam kepada saya. Saya tahu senyum itu pasti muncul dari hati yang paling dalam. Suatu pagi saya melihat Anda membawa Alkitab. Akhirnya saya membeli Alkitab, dan saya menemukan Yesus."

Hal yang sama juga dialami oleh Abraham. Ia sadar bahwa dirinya juga disaksikan oleh banyak orang. Masalah-masalah muncul di antara Lot, kemenakannya, dan ia sendiri. Mereka memiliki banyak domba dan ternak sehingga lahan rumput tidak cukup bagi ternak mereka. Titik puncak masalah adalah para gembala Abraham dan para gembala Lot mulai bertengkar demi lahan rumput terbaik. Sementara itu orang Kanaan dan Feriz yang tinggal yang tinggal di negeri itu menyaksikan mereka. Abraham tahu bahwa ia memiliki TUHAN di tengah-tengah keluarga kafir ini. Akibatnya, seketika itu juga ia mencari jalan damai atas situasi tersebut.

Gereja atau keluarga kita tidak ‘kebal' terhadap berbagai masalah. Namun bagaimana kita bersikap terhadap masalah tersebut dapat mendorong semangat atau menghambat orang lain yang sedang menyaksikan kita. Pilihlah selalu jalan damai sebagai saksi terbaik bagi Tuhan Sang Raja Damai.

Setiap orang punya masalah, namun cara pandangnya terhadap masalah akan menentukan menang tidaknya ia.


Anda terberkati oleh artikel ini? Anda ingin mengalami berkat Tuhan hari ini? Ikuti doa berikut ini:

Ya Bapa, semoga perbuatan baik kami sekecil apapun membawa berkat dan membaut orang-orang di sekitar kami ikut mengalami jamahan kasih dan cinta-Mu. Demi Kristus Tuhan dan penyelamat kami. Amin

Memberdayakan Orang Lain

Yohanes 15:12 è Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.

Bacaan: Yohanes 15:5-13

5 Akulah pohon anggur, dan kalian cabang-cabangnya. Orang yang tetap bersatu dengan Aku dan Aku dengan dia, akan berbuah banyak; sebab tanpa Aku, kalian tak dapat berbuat apa-apa.
6 Orang yang tidak tetap bersatu dengan Aku, akan dibuang seperti cabang, lalu menjadi kering. Cabang-cabang yang seperti itu akan dikumpulkan dan dibuang ke dalam api, lalu dibakar.
7 Apabila kalian tetap bersatu dengan Aku dan ajaran-Ku tinggal dalam hatimu, mintalah kepada Bapa apa saja yang kalian mau; permintaanmu itu akan dipenuhi.
8 Kalau kalian berbuah banyak, Bapa-Ku diagungkan; dan dengan demikian kalian betul-betul menjadi pengikut-Ku.
9 Seperti Bapa mengasihi Aku, demikianlah Aku mengasihi kalian. Hendaklah kalian tetap hidup sebagai orang yang Kukasihi.
10 Kalau kalian menjalankan perintah-perintah-Ku, kalian tetap setia kepada kasih-Ku, sama seperti Aku tetap setia kepada kasih Bapa karena menjalankan perintah-perintah-Nya.
11 Semuanya ini Kuberitahukan kepadamu, supaya kegembiraan-Ku ada dalam hatimu, dan kegembiraanmu menjadi sempurna.
12 Inilah perintah-Ku: Kasihilah satu sama lain, sama seperti Aku mengasihi kalian.
13 Orang yang paling mengasihi sahabat-sahabatnya adalah orang yang memberi hidupnya untuk mereka.

Pemberdayaan harus dimulai dari hubungan, sebab hubungan menghasilkan kepercayaan (trust) dan kepercayaan menyebabkan orang terbuka untuk menerima masukan kita. Sama dengan hubungan orangtua dan anak. Jika orangtua tidak punya hubungan dengan anak, mereka akan melakukan apa yang diperintahkan dengan terpaksa. Tapi kalau kita punya relationship dan trust, apa pun yang kita sampaikan akan mudah diterima dan dilakukan.

Allah Tritunggal (Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus) adalah gambaran Allah yang saling berhubungan dengan sangat intim. Sebagai gambar dan rupa Allah, manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang sangat memerlukan hubungan dengan Allah maupun dengan manusia lain.

Edmund jans, seorang dokter yang menghabiskan sebagian besar waktu hidupnya di negara-negara berkembang menceritakan, "Waktu saya berada di Madras - India, saya melihat seorang ibu susu di tempat yatim piatu yang menyusui seorang bayi sambil menyenandungkan sebuah lagu. Bayi itu sebelumnya ditemukan hampir mati terbuang di tempat sampah. Menurut ibu susu itu, jika bayi-bayi itu tidak dipeluk dan disenandungkan lagu ketika diberi makan, banyak dari mereka yang akhirnya meninggal."

Apa yang terjadi pada bayi-bayi itu bukanlah hal aneh. William Glasser, seorang psikiater terkemuka menyatakan ada dua kebutuhan psikologis dasar seorang manusia: 1). Kebutuhan untuk mengasihi dan dikasihi; dan 2). Kebutuhan untuk merasa bahwa kita berharga bagi diri kita sendiri dan juga bagi orang lain.

Perintah utama Tuhan adalah mengasihi Tuhan dengan segenap hati dan jiwa dan mengasihi sesama manusia seperti diri kita sendiri. Jika Anda serius ingin memberdayakan orang-orang yang ada di sekitar Anda, ikutilah teladan Kristus dengan mengasihi mereka secara tulus.

Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama demi kabaikannya dan untuk membangun imannya.




Anda terberkati oleh artikel ini? Anda ingin mengalami berkat Tuhan hari ini? Ikuti doa berikut ini:

Ya Bapa, ajarlah kami agar selalu memberikan kasih dan perhatian kepada sesama kami yang membutuhkan terutama buatlah hati kami dipenuhi berkat dan sukacita agar mampu menerima kebaikan dan masukan dari sesama kami. Demi Kristus Tuhan dan penyelamat kami. Amin