Senin, 08 Juni 2009

Integritas Pribadi

2 Tesalonika 3:9 è Bukan karena kami tidak berhak untuk itu, melainkan karena kami mau menjadikan diri kami teladan bagi kamu, supaya kamu ikuti.

Bacaan: 2 Tesalonika 3:3-9

3 Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara kamu terhadap yang jahat.
4 Dan kami percaya dalam Tuhan, bahwa apa yang kami pesankan kepadamu, kamu lakukan dan akan kamu lakukan.
5 Kiranya Tuhan tetap menujukan hatimu kepada kasih Allah dan kepada ketabahan Kristus.
6 Tetapi kami berpesan kepadamu, saudara-saudara, dalam nama Tuhan Yesus Kristus, supaya kamu menjauhkan diri dari setiap saudara yang tidak melakukan pekerjaannya dan yang tidak menurut ajaran yang telah kamu terima dari kami.
7 Sebab kamu sendiri tahu, bagaimana kamu harus mengikuti teladan kami, karena kami tidak lalai bekerja di antara kamu,
8 dan tidak makan roti orang dengan percuma, tetapi kami berusaha dan berjerih payah siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapa pun di antara kamu.
9 Bukan karena kami tidak berhak untuk itu, melainkan karena kami mau menjadikan diri kami teladan bagi kamu, supaya kamu ikuti.

Seorang ibu membawa anaknya kepada Mahatma Gandhi untuk dinasehati agar menghentikan kebiasaan buruknya makan permen. "Tunggulah dua minggu lagi. Datanglah ke sini lagi sambil membawa anak ibu," pinta Gandhi. Ibu ini heran, megapa harus menunggu dua minggu lagi. Meski heran, ibu ini menuruti saja. Dua minggu kemudian, ketika ibu dan anaknya datang, Gandhi langsung menasehati anak itu. Sang ibu mengucapkan terima kasih. Sebelum pamit, ibu itu masih penasaran mengapa dia harus menunggu dua minggu. "Selama dua minggu ini, saya berusaha menghilangkan kebiasaan buruk saya. Soalnya, saya juga gemar makan permen," jawab Gandhi.

Gandhi adalah orang yang punya integritas karena dia menjaga keselarasan antara perkataan dan tindakannya.

Paulus mengerti benar pentingnya integritas ini. Sebagai rasul, sebenarnya dia berhak menikmati sokongan hidup dari jemaatnya. Namun Paulus memilih bekerja untuk menghidupi dirinya sendiri. Dengan begitu, ketika menasehati jemaat di Korintus, dia bisa berkata lantang, "Jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan." (2 Tesalonika 3:10) Dengan integritas yang terjaga, tanpa banyak mengobral kata-kata pun, Anda bisa menuntun banyak orang datang kepada Kristus. Mereka bisa melihat wajah Kristus tergambar dalam tindakan dan perkataan Anda yang selaras.

Rantai kebiasaan terlalu lemah untuk dirasakan, tetapi membutuhkan komitmen kuat untuk mematahkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar