Kamis, 18 Juni 2009

Enyahkanlah Katak-Katak Itu!

Keluaran 8:9 : Kata Musa kepada Firaun: "Silakanlah tuanku katakan kepadaku, bila aku akan berdoa untukmu, untuk pegawaimu dan rakyatmu, supaya katak-katak itu dilenyapkan dari padamu dan dari rumah-rumahmu, dan hanya tinggal di sungai Nil saja."

Bacaan: Keluaran 8:1-13

1 Lalu TUHAN berkata kepada Musa, "Pergilah menghadap raja dan sampaikan kepadanya pesan-Ku ini: 'Izinkan umat-Ku pergi untuk beribadat kepada-Ku.
2 Jika engkau menolak, negeri ini akan Kupenuhi dengan katak sebagai hukuman.
3 Sungai Nil akan penuh dengan katak, sehingga binatang-binatang itu keluar dari air dan masuk ke dalam istanamu, ke dalam kamar tidur dan tempat tidurmu, ke dalam rumah-rumah para pejabat dan rakyat, bahkan ke dalam tempat pembakaran roti dan panci-panci.
4 Katak-katak itu akan melompat dan memanjati engkau, semua pejabat dan rakyat.'"
5 TUHAN berkata kepada Musa, "Suruhlah Harun merentangkan tongkatnya ke atas sungai-sungai, saluran-saluran dan kolam-kolam supaya katak-katak bermunculan dan memenuhi tanah Mesir."
6 Maka Harun mengacungkan tongkatnya ke atas semua air, lalu muncullah katak-katak memenuhi seluruh negeri.
7 Tetapi para tukang sihir memakai ilmu gaib mereka, dan juga membuat katak-katak bermunculan di negeri itu.
8 Raja memanggil Musa dan Harun, dan berkata, "Berdoalah kepada TUHAN supaya Ia melenyapkan katak-katak ini, maka aku akan mengizinkan bangsamu pergi untuk mempersembahkan kurban kepada TUHAN."
9 Musa menjawab, "Dengan senang hati saya akan berdoa untuk Tuanku. Tetapkanlah waktunya, maka saya akan mendoakan Tuanku, para pejabat dan rakyat. Maka Tuanku akan dibebaskan dari katak-katak itu, dan tidak akan ada yang sisa, kecuali di Sungai Nil."
10 Jawab raja itu, "Berdoalah untukku besok." Kata Musa, "Saya akan melakukan apa yang Tuanku minta. Maka Tuanku akan tahu bahwa tidak ada Allah lain seperti TUHAN, Allah kami.
11 Dia akan membebaskan Tuanku, para pejabat dan rakyat dari katak-katak itu. Tak akan ada katak di rumah-rumah, kecuali di Sungai Nil."
12 Lalu Musa dan Harun meninggalkan raja. Kemudian Musa berdoa kepada TUHAN supaya melenyapkan katak-katak yang didatangkan-Nya atas raja.
13 TUHAN mengabulkan permintaan Musa, dan katak-katak yang ada di rumah-rumah, di halaman-halaman dan ladang-ladang mati semua.

Pernahkah Anda bergumul dengan salah satu masalah yang enggan lenyap? Masalah itu agaknya kebal terhadap semua penyelesaian yang bisa Anda pikirkan. Anda mengusir masalah itu dengan berbagai cara, tetapi masalah itu malah meluas sampai tidak dapat dikendalikan.

Alkitab menyatakan bahwa seorang Firaun Mesir juga menghadapi masalah semacam itu ribuan tahun yang lalu. Dia berbantah sengit dengan Tuhan mengenai masa depan umat Israel, dan akibatnya dia bangun pada suatu pagi dengan mendapati negerinya dikerumuni katak-katak yang berlumpur, bau dan berlompatan di mana-mana.
Kejadian itu merupakan masalah yang gawat. Saya tidak berbicara tentang seekor atau dua ekor katak di halaman depan istana. Yang saya maksudkan ialah katak di mana-mana, di seantero negeri - di ranjang, di atas meja makan, katak-katak besar di perapian dalam dapur, katak-katak kecil di adonan roti dan air minum, di rambut, dan di tempat-tempat lain yang bahkan tidak ingin Anda bayangkan!

Lalu Tuhan mulai mengadakan tindakan. Dia mengutus hamba-Nya Musa menghadap Firaun untuk menanyakan waktu melenyapkan katak-katak itu. Tahukah Anda jawaban yang diucapkan Firaun? "Besok." Dapatkah Anda bayangkan itu? Dia sebenarnya dapat berkata, "Lenyapkan katak-katak itu sekarang juga! Hari ini!" Tetapi dia memutuskan untuk melewatkan waktu satu malam lagi di antara katak-katak menjijikkan itu.
Mungkin Anda berpikir, "Itu adalah keputusan bodoh yang pernah saya dengar. Mengapa sampai dia memintanya besok?" Entahlah. Barangkali untuk alasan serupa yang Anda kemukakan dalam hal menunggu sampai besok untuk diselamatkan atau disembuhkan atau menjadi makmur.

Inilah yang saya ingin Anda perhatikan. Ketika Musa mempersilahkan Firaun menentukan waktunya dan dia menjawab, "Besok," maka Musa menanggapinya, "Baiklah. Agar tuanku mengetahui bahwa ada Tuhan di surga, JADILAH SEPERTI KATAMU ITU."
Saya ingin mengajukan pertanyaan kepada Anda: Berapa lama Anda bersedia membiarkan masalah yang membandel itu mengusik Anda? Kapan Anda ingin mengenyahkan katak-katak dalam hidup Anda? Sadarkah Anda bahwa masalah itu akan tetap bertahan selama Anda membiarkannya? Masalah itu akan tetap bercokol dalam hidup Anda sampai akhirnya Anda mengabil keputusan penting untuk berjalan bersama dengan firman Tuhan dan mengusirnya. Mengapa tidak Anda lakukan hal itu pada hari ini?

Bukan masalah yang meruntuhkan Anda tapi keputusan Anda untuk tidak mempraktekkan Firman yang membuat masalah itu tetap bercokol di sana.


Anda terberkati oleh artikel ini? Anda ingin mengalami berkat Tuhan hari ini? Ikuti doa berikut ini:
Ya Bapa, syukur karena berkat-Mu yang senantiasa menguatkan kami. Jadikanlah kami senantiasa tegar dan selalu percaya bahwa dalams etiap persoalan hidup kami, Engkau selalu menggendong kami dan menanti permohonan minta tolong dari kami ”SEKARANG” juga. Demi Kristus Tuhan dan penyelamat kami. Amin

Tuhan Turun Tangan

Ibrani 4:15 : Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.

Bacaan hari ini : Ibrani 4:1-3, 10-16

1 Sebab itu, baiklah kita waspada, supaya jangan ada seorang di antara kamu yang dianggap ketinggalan, sekalipun janji akan masuk ke dalam perhentian-Nya masih berlaku.
2 Karena kepada kita diberitakan juga kabar kesukaan sama seperti kepada mereka, tetapi firman pemberitaan itu tidak berguna bagi mereka, karena tidak bertumbuh bersama-sama oleh iman dengan mereka yang mendengarnya.
3 Sebab kita yang beriman, akan masuk ke tempat perhentian seperti yang Ia katakan: ''Sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku,'' sekalipun pekerjaan-Nya sudah selesai sejak dunia dijadikan.
10 Sebab barangsiapa telah masuk ke tempat perhentian-Nya, ia sendiri telah berhenti dari segala pekerjaannya, sama seperti Allah berhenti dari pekerjaan-Nya.
11 Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorang pun jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatan itu juga.
12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
13 Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.
14 Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.
15 Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.

Krisis. Itulah kata yang tepat untuk menggambarkan keadaan perekonomian di Indonesia. Tingginya inflasi turut membuat kondisi bangsa ini semakin terpuruk, terutama bagi kalangan masyarakat marginal. Beberapa kali saya membaca berita di surat kabar tentang kisah orang-orang yang pada akhirnya bunuh diri karena stres maupun berakhir di penjara karena mencuri. Tekanan hidup yang semakin berat membuat banyak orang tidak dapat bertahan dan akhirnya memilih jalan pintas yang salah untuk mencoba keluar dari pergumulan.

Dalam dunia kerja, baik pengusaha maupun karyawan juga memiliki tekanan yang berbeda-beda. Hal ini membuat kata ‘stres' seolah menjadi makanan sehari-hari yang tidak terpisahkan bagi para kaum eksekutif. Dead line, target, kompetisi seakan menjadi cambuk yang membuat para profesional bekerja bagaikan budak uang. Tampaknya tidak ada hari tanpa stres, dan terkadang seorang belum dikatakan sudah bekerja maksimal bila tidak mengalami kesibukan dan tekanan.

Di tengah dunia yang tampak begitu penuh dengan tekanan ini, saya bersyukur bahwa ada satu pribadi yang mengajarkan bagaimana melakukan stress management dengan baik. Pribadi itu adalah Yesus sendiri. Setiap kali mengingat Getsemani, saya selalu teringat betapa Yesus mengalami stres yang begitu besar. Pergumulan untuk mati menderita di kayu salib demi menanggung dosa dunia sehingga terpisah dari Bapa-Nya membuat Ia begitu ketakutan dan tertekan. Tapi Yesus berdoa kepada Bapa dan memperoleh kekuatan untuk terus melangkah maju dan menjadi pemenang atas tekanan yang ada.



Yesus mengerti pergumulan Anda.

Apakah Anda diberkati oleh artikel di atas? Anda ingin mengalaminya? Ikuti doa di bawah ini :

Tuhan Yesus, aku menyadari bahwa aku seorang berdosa yang tidak bisa menyelamatkan diriku sendiri. Aku membutuhkan Engkau. Aku mengakui bahwa aku telah berdosa terhadap Engkau. Saat ini aku minta agar darah-Mu menghapuskan segala kesalahanku. Hari ini aku mengundang Engkau, Tuhan Yesus, mari masuk ke dalam hatiku. Aku menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juru Selamat satu-satunya dalam hidupku. Aku percaya bahwa Engkau Yesus adalah Tuhan yang telah mati dan bangkit untuk menyelamatkan dan memulihkanku. Terima kasih Tuhan, di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin!

Saat Tepat Berinvestasi

Amsal 20:4 : Pada musim dingin si pemalas tidak membajak; jikalau ia mencari pada musim menuai, maka tidak ada apa-apa.

Bacaan hari ini : Yohanes 10: 1-11
1 ''Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok;
2 tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba.
3 Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar.
4 Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya.
5 Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal.''
6 Itulah yang dikatakan Yesus dalam perumpamaan kepada mereka, tetapi mereka tidak mengerti apa maksudnya Ia berkata demikian kepada mereka.
7 Maka kata Yesus sekali lagi: ''Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu.
8 Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka.
9 Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.
10 Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
11 Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;

Bayangkan Anda dapat kembali ke tahun 1808 di Amerika dan punya uang satu dolar. Apakah Anda akan menggunakannya untuk : (A) mengadakan pesta makan besar, (B) membeli perhiasan emas cantik dari Eropa, atau (C) menginvestasikannya dalam surat saham. Dua ratus tahun kemudian, inilah hasil pilihan Anda.

Jika Anda memilih A, maka Anda akan bersenang-senang semalam, makan kenyang, minum sepuasnya dan tamatlah riwayat satu dolar Anda tanpa jejak. Jika Anda memilih B, Anda dapat tampil trendi pada tahun 1808 sekaligus berinvestasi. Menurut Dr. Jeremy Siegel, seorang profesor bidang keuangan di Universitas Pensylvania, $1 dalam bentuk emas pada tahun 1808 akan menjadi $11.17 pada tahun 2008. Yah, cukuplah untuk Anda makan malam berdua di McDonalds. Sedangkan jika Anda memilih C, maka menurut Siegel, $1 yang diinvestasikan untuk membeli saham rata-rata pada tahun 1808 sudah akan berlipat ganda menjadi $7.47 juta tahun ini. Cukup untuk Anda mengambil alih seluruh cabang McDonalds di kota Anda.

Masalahnya, kebanyakan kita cuma senang berkhayal menerima uang7,47 juta dolar ("Seandainya dulu kakekku menginvestasikan satu dolarnya"), tapi tidak pernah berpikir bahwa sekarang saatnya kita sendiri mulai berinvestasi. Kita malas belajar atau bertanya mengenai cara investasi terbaik. Kita lebih suka memakai uang untuk membeli barang-barang konsumsi yang tidak menghasilkan apa-apa. Kita tidak pernah ‘membajak' tapi ingin ‘menuai'. Tidakkah sudah saatnya kita belajar mengelola keuangan secara lebih cerdas dan bijaksana?


Waktu terbaik untuk menanam pohon oak adalah 20 tahun lalu. Waktu terbaik berikutnya adalah sekarang - David Chilton, The wealthy barber.

Apakah Anda diberkati oleh artikel di atas? Anda ingin mengalaminya? Ikuti doa di bawah ini :

Tuhan Yesus, aku menyadari bahwa aku seorang berdosa yang tidak bisa menyelamatkan diriku sendiri. Aku membutuhkan Engkau. Aku mengakui bahwa aku telah berdosa terhadap Engkau. Saat ini aku minta agar darah-Mu menghapuskan segala kesalahanku. Hari ini aku mengundang Engkau, Tuhan Yesus, mari masuk ke dalam hatiku. Aku menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juru Selamat satu-satunya dalam hidupku. Aku percaya bahwa Engkau Yesus adalah Tuhan yang telah mati dan bangkit untuk menyelamatkan dan memulihkanku. Terima kasih Tuhan, di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin!

Menunda

Pengkhotbah 5:3 : Kalau engkau bernazar kepada Allah, janganlah menunda-nunda menepatinya, karena Ia tidak senang kepada orang-orang bodoh. Tepatilah nazarmu.

Bacaan hari ini : Pengkotbah 3:1-6

1 Janganlah terburu-buru dengan mulutmu, dan janganlah hatimu lekas-lekas mengeluarkan perkataan di hadapan Allah, karena Allah ada di sorga dan engkau di bumi; oleh sebab itu, biarlah perkataanmu sedikit.
2 Karena sebagaimana mimpi disebabkan oleh banyak kesibukan, demikian pula percakapan bodoh disebabkan oleh banyak perkataan.
3 Kalau engkau bernazar kepada Allah, janganlah menunda-nunda menepatinya, karena Ia tidak senang kepada orang-orang bodoh. Tepatilah nazarmu.
4 Lebih baik engkau tidak bernazar dari pada bernazar tetapi tidak menepatinya.
5 Janganlah mulutmu membawa engkau ke dalam dosa, dan janganlah berkata di hadapan utusan Allah bahwa engkau khilaf. Apakah perlu Allah menjadi murka atas ucapan-ucapanmu dan merusakkan pekerjaan tanganmu?
6 Karena sebagaimana mimpi banyak, demikian juga perkataan sia-sia banyak. Tetapi takutlah akan Allah.


Kita mengenal kata tunggu, nanti atau sebentar untuk menyatakan penundaan terhadap suatu pekerjaan. Pada kata-kata tersebut, memang tidak ada kepastian akan berapa lama seseorang harus menanti. Meski demikian, sudah lazim juga kalau ketiga kata tersebut dianggap tidak memiliki rentang waktu yang lama, malahan relatif singkat. Faktanya, kita sering menggunakannya untuk penundaan yang lama. Bahkan tidak jarang kita berujar, "Orang sabar dikasihi Tuhan," kepada rekan kerja kita untuk memberi kesan rohani (yang padahal meledek).

Suka tidak suka, kebiasaan menunda segala pekerjaan meskipun kecil, merupakan kebiasaan yang buruk. Kita tidak hanya akan menghambat kemajuan diri, tetapi juga orang lain. Bayangkan kalau sebagai staf TI kita terus menunda membenahi komputer rekan kita. Tentulah pekerjaannya tidak akan selesai, padahal deadline sudah semakin dekat. Ini bahkan akan memberi pengaruh tidak baik secara tidak langsung pada keseluruhan perusahaan.

Harus diakui bahwa kadang kala kita memang harus menempatkan pekerjaan tertentu sebagai prioritas utama. Namun, itu bukan alasan untuk melupakan pekerjaan lain sekecil apapun itu.


Menunda sesuatu sama dengan menambah beban Anda ke depan.

Apakah Anda diberkati oleh artikel di atas? Anda ingin mengalaminya? Ikuti doa di bawah ini :

Tuhan Yesus, aku menyadari bahwa aku seorang berdosa yang tidak bisa menyelamatkan diriku sendiri. Aku membutuhkan Engkau. Aku mengakui bahwa aku telah berdosa terhadap Engkau. Saat ini aku minta agar darah-Mu menghapuskan segala kesalahanku. Hari ini aku mengundang Engkau, Tuhan Yesus, mari masuk ke dalam hatiku. Aku menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juru Selamat satu-satunya dalam hidupku. Aku percaya bahwa Engkau Yesus adalah Tuhan yang telah mati dan bangkit untuk menyelamatkan dan memulihkanku. Terima kasih Tuhan, di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin!