Kamis, 18 Juni 2009

Menunda

Pengkhotbah 5:3 : Kalau engkau bernazar kepada Allah, janganlah menunda-nunda menepatinya, karena Ia tidak senang kepada orang-orang bodoh. Tepatilah nazarmu.

Bacaan hari ini : Pengkotbah 3:1-6

1 Janganlah terburu-buru dengan mulutmu, dan janganlah hatimu lekas-lekas mengeluarkan perkataan di hadapan Allah, karena Allah ada di sorga dan engkau di bumi; oleh sebab itu, biarlah perkataanmu sedikit.
2 Karena sebagaimana mimpi disebabkan oleh banyak kesibukan, demikian pula percakapan bodoh disebabkan oleh banyak perkataan.
3 Kalau engkau bernazar kepada Allah, janganlah menunda-nunda menepatinya, karena Ia tidak senang kepada orang-orang bodoh. Tepatilah nazarmu.
4 Lebih baik engkau tidak bernazar dari pada bernazar tetapi tidak menepatinya.
5 Janganlah mulutmu membawa engkau ke dalam dosa, dan janganlah berkata di hadapan utusan Allah bahwa engkau khilaf. Apakah perlu Allah menjadi murka atas ucapan-ucapanmu dan merusakkan pekerjaan tanganmu?
6 Karena sebagaimana mimpi banyak, demikian juga perkataan sia-sia banyak. Tetapi takutlah akan Allah.


Kita mengenal kata tunggu, nanti atau sebentar untuk menyatakan penundaan terhadap suatu pekerjaan. Pada kata-kata tersebut, memang tidak ada kepastian akan berapa lama seseorang harus menanti. Meski demikian, sudah lazim juga kalau ketiga kata tersebut dianggap tidak memiliki rentang waktu yang lama, malahan relatif singkat. Faktanya, kita sering menggunakannya untuk penundaan yang lama. Bahkan tidak jarang kita berujar, "Orang sabar dikasihi Tuhan," kepada rekan kerja kita untuk memberi kesan rohani (yang padahal meledek).

Suka tidak suka, kebiasaan menunda segala pekerjaan meskipun kecil, merupakan kebiasaan yang buruk. Kita tidak hanya akan menghambat kemajuan diri, tetapi juga orang lain. Bayangkan kalau sebagai staf TI kita terus menunda membenahi komputer rekan kita. Tentulah pekerjaannya tidak akan selesai, padahal deadline sudah semakin dekat. Ini bahkan akan memberi pengaruh tidak baik secara tidak langsung pada keseluruhan perusahaan.

Harus diakui bahwa kadang kala kita memang harus menempatkan pekerjaan tertentu sebagai prioritas utama. Namun, itu bukan alasan untuk melupakan pekerjaan lain sekecil apapun itu.


Menunda sesuatu sama dengan menambah beban Anda ke depan.

Apakah Anda diberkati oleh artikel di atas? Anda ingin mengalaminya? Ikuti doa di bawah ini :

Tuhan Yesus, aku menyadari bahwa aku seorang berdosa yang tidak bisa menyelamatkan diriku sendiri. Aku membutuhkan Engkau. Aku mengakui bahwa aku telah berdosa terhadap Engkau. Saat ini aku minta agar darah-Mu menghapuskan segala kesalahanku. Hari ini aku mengundang Engkau, Tuhan Yesus, mari masuk ke dalam hatiku. Aku menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juru Selamat satu-satunya dalam hidupku. Aku percaya bahwa Engkau Yesus adalah Tuhan yang telah mati dan bangkit untuk menyelamatkan dan memulihkanku. Terima kasih Tuhan, di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar