Senin, 08 Juni 2009

Ruginya Jadi Pemalas

Amsal 21:25 = Si pemalas dibunuh oleh keinginannya, karena tangannya enggan bekerja.

Bacaan: Amsal 21:20-26
20 Orang bijaksana tetap makmur dan kaya; tetapi orang bodoh memboroskan hartanya.
21 Siapa berusaha agar keadilan dan cinta kasih dilaksanakan, akan mendapat kesejahteraan, kehormatan dan umur yang panjang.
22 Orang yang cerdik sanggup merebut kota yang dijaga tentara yang perkasa; ia meruntuhkan benteng-benteng yang mereka andalkan.
23 Untuk menghindari kesukaran, hendaklah berhati-hati dengan ucapan.
24 Orang sombong dan tinggi hati suka mencela dan kurang ajar.
25 Si pemalas yang tak mau bekerja; membunuh dirinya dengan keinginannya.
26 Sepanjang hari ia hanya memikirkan tentang apa yang ia inginkan. Sebaliknya, orang yang lurus hidupnya dapat memberi dengan berlimpah-limpah.

Gorila mempunyai banyak kesamaan dengan bentuk tubuh manusia, kecuali tubuhnya penuh bulu, sehingga tidak heran beberapa orang menyimpulkan manusia adalah keturunan gorila. Jika kita berasal dari keturunan yang sama, lantas mengapa sebagian gorila masih tetap sebagai gorila sementara gorila yang lain berubah wujud menjadi manusia?

Sebuah dongeng mengisahkan sifat malas yang menjangkiti sebagian gorila sebagai penyebabnya. Diceritakan dari sekumpulan gorila yang tinggal di pohon, beberapa gorila terlalu malas turun dari pohon untuk mencari makanan di tempat lain, sehingga nasibnya tidak berubah, tetap sebagai gorila. Sedangkan beberapa gorila lainnya bersedia turun dari pohon, bekerja giat mencari makanan di tempat lain, dan seiring waktu mereka menjelma menjadi manusia. Seseorang bisa saja berpikir, "Untunglah moyangku terpikir untuk turun dari pohon dan tidak malas bergerak. Kalau tidak aku masih menjadi gorila." Meski dongeng terkadang sengaja dibuat berlebihan, tetapi hal itu dilakukan agar pesan moralnya mengena. Bagaimana hanya oleh satu keputusan saja, kehidupan seseorang lantas berubah.

Di zaman sekarang paham kebebasan memilih demikian populer, tiap orang punya hal menentukan responnya terhadap suatu hal. Kita tidak selalu tahu akibat dari suatu pilihan, tapi pilihan untuk bersikap malas tidak pernah membawa keuntungan apapun. Dalam Amsal, orang malas itu seperti pintu yang berputar pada engselnya, artinya mereka tidak bergerak ke mana-mana dan menjadi stagnan. Hidup terlalu berharga dan singkat untuk disia-siakan oleh kemalasan bukan?

Ada orang yang membuat keinginannya terwujud namun ada juga yang hanya menjadi penonton. Pilihan ada di tangan Anda.


Anda terberkati oleh artikel ini? Anda ingin mengalami berkat Tuhan hari ini? Ikuti doa berikut ini:

Ya Bapa, kami bersyukur atas karunia kehidupan, pekerjaan dan keluarga yang kami miliki. Kobarkanlah selalu semangat cinta di hati kami sehingga kami selalu tergerak untuk melakukan hal-hal yang baik dan memberkati sesama kami. Demi Kristus Tuhan dan penyelamat kami. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar