Rabu, 17 Juni 2009

Ruang Kekuasaan

Lukas 9:23 : Kata Yesus kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.

Bacaan hari ini : Lukas 9:18-27

18 Pada suatu kali ketika Yesus berdoa seorang diri, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Lalu Ia bertanya kepada mereka: ''Kata orang banyak, siapakah Aku ini?''
19 Jawab mereka: ''Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit.''
20 Yesus bertanya kepada mereka: ''Menurut kamu, siapakah Aku ini?'' Jawab Petrus: ''Mesias dari Allah.''
21 Lalu Yesus melarang mereka dengan keras, supaya mereka jangan memberitahukan hal itu kepada siapa pun.
22 Dan Yesus berkata: ''Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.''
23 Kata-Nya kepada mereka semua: ''Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.
24 Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya.
25 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?
26 Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku, Anak Manusia juga akan malu karena orang itu, apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan-Nya dan dalam kemuliaan Bapa dan malaikat-malaikat kudus.
27 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Kerajaan Allah.''

Dalam bahasa Inggris, tanggung jawab (responsibility) terdiri dari dua kata yaitu: "response" dan "ability". Dengan kata lain, responsibilityberarti kemampuan untuk memiliki respons yang tepat. Dalam setiap kesempatan, selalu ada stimulus yang akan mendorong terjadinya sebuah perilaku. Tapi di antara stimulus dan perilaku, ada sebuah ruang kosong di mana kita berkuasa untuk memilih respon kita. Sedihnya, kita seringkali dikalahkan oleh ego dan kedagingan ketika kita beradadi ruang ini.

Ketika stimulus muncul, misalnya seorang rekan kerja mengkhianati kita sehingga kita dirugikan, maka kita punya ruang kekuasaan untuk menentukan respon kita: apakah kita akan balik menikam dan mencingcangnya hidup-hidup atau berdoa minta hikmat dan kasih karunia Allah untuk menghadapinya dengan bijaksana?

Yesus pun pernah menghadapi dilema di ruang kekuasaan ini. Stimulus mendorongnya untuk lepas dari penderitaan dan penghinaan. Ia betul-betul bergumul akan hal ini ketika berada di Taman Getsemani. Keringat darah sampai meleleh keluar dari dahi-Nya. Tapi Ia memenangkan pertarungan karena Ia memilih untuk merespon dengan tepat, yaitu taat pada kehendak Bapa-Nya.

Karena Kristus telah memenangkan pertempuran di ruang kekuasaan ini, kita pun dapat menang dengan kekuatan-Nya. Kita tidak perlu bergumul sendirian, dan memang kita tidak akan menang bahkan jika mengeluarkan semua kemampuan kita sekalipun, karena kemampuan kita terbatas. Pergumulan apa yang sedang Anda hadapi hari ini? Taklukkan hal itu dengan menghadapinya bersama Dia - sehingga Anda dapat menjadi seorang yang bertanggungjawab pada Allah, diri sendiri dan semua orang di sekeliling Anda.



Jangan serahkan ruang kekuasaan di hati Anda pada ego atau bujukan si iblis.

Apakah Anda diberkati oleh artikel di atas? Anda ingin mengalaminya? Ikuti doa di bawah ini :

Tuhan Yesus, aku menyadari bahwa aku seorang berdosa yang tidak bisa menyelamatkan diriku sendiri. Aku membutuhkan Engkau. Aku mengakui bahwa aku telah berdosa terhadap Engkau. Saat ini aku minta agar darah-Mu menghapuskan segala kesalahanku. Hari ini aku mengundang Engkau, Tuhan Yesus, mari masuk ke dalam hatiku. Aku menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juru Selamat satu-satunya dalam hidupku. Aku percaya bahwa Engkau Yesus adalah Tuhan yang telah mati dan bangkit untuk menyelamatkan dan memulihkanku. Terima kasih Tuhan, di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar