Selasa, 17 November 2009

Mengapa Ya Tuhan?

Ayub 42:2:"Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal."

Bacaan: Ayub 42:1-6
1 Maka jawab Ayub kepada TUHAN:
2 ''Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal.
3 Firman-Mu: Siapakah dia yang menyelubungi keputusan tanpa pengetahuan? Itulah sebabnya, tanpa pengertian aku telah bercerita tentang hal-hal yang sangat ajaib bagiku dan yang tidak kuketahui.
4 Firman-Mu: Dengarlah, maka Akulah yang akan berfirman; Aku akan menanyai engkau, supaya engkau memberitahu Aku.
5 Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.
6 Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu.''

Pada suatu hari ada seorang petani yang terkenal begitu rajin dibandingkan dengan teman-temannya. Saat musim tanam tiba, pergilah ia ke sawah untuk menanam padi. Cuaca yang sangat mendukung dan pikiran untuk mendapat keuntungan yang besar menambah semangatnya untuk terus bekerja. Hingga tibalah satu pekan sebelum musim panen. Tanpa diduga hujan turun dengan lebatnya selama beberapa hari dan tak kunjung reda yang membuat padi-padi yang sudah ditanamnya sudah terendam air. Hancur sudah impiannya untuk memperoleh hasil panen yang besar. Petani tersebut yang sudah kecewa lalu berteriak, "apa kesalahanku Tuhan sehingga aku mengalami kerugian seperti?"

Orang selalu mengajukan pertanyaan "mengapa" bila sedang menghadapi ketidakberuntungan dan kesukaran. Pertanyaan ini penting karena menunjuk pada kenyataan bahwa tidak ada sesuatupun yang terjadi secara kebetulan. Namun, bukan berarti kita berhak untuk mengatakan "mengapa" setiap kali datang kepada Tuhan.

Kisah Ayub dalam Alkitab adalah contoh nyata bagaimana karena selalu bertanya tentang kata yang satu ini, hukuman Tuhan datang kepada-Nya. Sering kali Allah menyembunyikan alasan/jawaban untuk diri-Nya sendiri. Bahkan Allah menyembunyikannya jauh melampaui pengertian dan kemampuan kita dengan maksud untuk memperkuat iman kita dan agar kita sepenuhnya bersandar kepada-Nya.

Percayalah kepada Allah dengan penuh ketaatan dalam segala situasi dan kondisi. Jangan ragukan perkataan-Nya dan ketahui sudah banyak hal-hal besar menanti bila Anda setia.

Bersungut-sungut adalah penghalang Anda untuk menerima berkat Allah yang luar biasa.

Apakah Anda diberkati oleh artikel di atas? Anda ingin mengalaminya? Ikuti doa di bawah ini :
Tuhan Yesus, aku menyadari bahwa aku seorang berdosa yang tidak bisa menyelamatkan diriku sendiri. Aku membutuhkan Engkau. Aku mengakui bahwa aku telah berdosa terhadap Engkau. Saat ini aku minta agar darah-Mu menghapuskan segala kesalahanku. Hari ini aku mengundang Engkau, Tuhan Yesus, mari masuk ke dalam hatiku. Aku menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juru Selamat satu-satunya dalam hidupku. Aku percaya bahwa Engkau Yesus adalah Tuhan yang telah mati dan bangkit untuk menyelamatkan dan memulihkanku. Terima kasih Tuhan, di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin!

Senin, 16 November 2009

Pemulihan

Yeremia 33:6: "Aku akan menyembuhkan mereka dan akan menyingkapkan kepada mereka kesejahteraan dan keamanan yang berlimpah-limpah"

Bacaan: Yeremia 33:1-7

1 Datanglah firman TUHAN untuk kedua kalinya kepada Yeremia, ketika ia masih terkurung di pelataran penjagaan itu, bunyinya:
2 ''Beginilah firman TUHAN, yang telah menjadikan bumi dengan membentuknya dan menegakkannya -- TUHAN ialah nama-Nya --:
3 Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui.
4 Sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel, mengenai rumah-rumah di kota ini dan mengenai gedung-gedung istana raja Yehuda yang dirobohkan untuk dipakai terhadap tembok-tembok pengepungan dan pedang:
5 Orang akan masuk pertempuran melawan orang-orang Kasdim dan kota ini akan penuh dengan bangkai-bangkai manusia yang telah Kupukul mati karena murka-Ku dan kehangatan amarah-Ku, sebab Aku telah menyembunyikan wajah-Ku dari kota ini oleh karena segala kejahatan mereka.
6 Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan kepada mereka kesehatan dan kesembuhan, dan Aku akan menyembuhkan mereka dan akan menyingkapkan kepada mereka kesejahteraan dan keamanan yang berlimpah-limpah.
7 Aku akan memulihkan keadaan Yehuda dan Israel dan akan membangun mereka seperti dahulu:

8 Aku akan mentahirkan mereka dari segala kesalahan yang mereka lakukan dengan berdosa terhadap Aku, dan Aku akan mengampuni segala kesalahan yang mereka lakukan dengan berdosa dan dengan memberontak terhadap Aku.


Pada 18 Mei 1980, seluruh dunia dikegetkan dengan peristiwa meletusnya Gunung St.Helens. Kejadian itu sangatlah luar biasa sehingga tercatat sebagai salah satu bencana alam terbesar pada zaman modern. Saat meletus, puncak gunung itu menyemburkan batu-batu yang telah hancur menjadi kepingan mulai dari besar sampai kecil setinggi 17 kilometer dan menjadi awan kelabu. Pada saat yang bersamaan, banjir batu, lumpur, dan es melanda lereng gunung itu, menghancurkan semua yang dilaluinya, menutup sungai-sungai, dan menghentikan perahu-perahu.

Untuk memulihkan Gunung St.Helens dan perbaikan wilayah yang terkena dampak letusan, Pemerintah Amerika Serikat tidak hanya menguras dana kas negara yang tidak sedikit, tetapi juga harus menunggu waktu 25 tahun hingga kondisi sekitar gunung kembali seperti semula. Sungguh sebuah perjuangan yang tidak mudah.

Dalam proses pemulihan hidup kita, Allah pun sebenarnya melakukan hal yang sama. Dia menunggu dengan sabar kita untuk bertobat dan dipulihkan ketika kita melakukan pemberontakan kepada-Nya. Dia tahu bahwa perlu waktu yang lama agar hidup kita benar-benar berubah dan itu tidak menjadi masalah bagi-Nya.

Zaman akhir ini adalah masa-masa anugerah dimana pengampunan dan kasih setia Allah berlimpah bagi manusia. Masih ada waktu untuk kita berbalik kembali kepada-Nya dan mengizinkan Dia memulihkan kehidupan kita. Jangan sia-siakan kesempatan emas ini dan ambillah sekarang juga.

Darah Kristus sanggup memutihkan kembali hidup kita yang penuh dengan noda dosa.

Apakah Anda diberkati oleh artikel di atas? Anda ingin mengalaminya? Ikuti doa di bawah ini :
Tuhan Yesus, terima kasih atas pemulihan yang Engkau berikan dengan Darah Yesus yang tertumpah di kayu salib. Semoga kebenaran hidup yang kami terima membuat kami senantiasa percaya bahwa segala rancangan-Mu indah pada waktunya. Terima kasih Tuhan, di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin!

Minggu, 08 November 2009

Ketakutan Yang Positif

Amsal 15:33: "Takut akan TUHAN adalah didikan yang mendatangkan hikmat, dan kerendahan hati mendahului kehormatan."

Bacaan: Amsal 15:28-33


28 Hati orang benar menimbang-nimbang jawabannya, tetapi mulut orang fasik mencurahkan hal-hal yang jahat.
29 TUHAN itu jauh dari pada orang fasik, tetapi doa orang benar didengar-Nya.
30 Mata yang bersinar-sinar menyukakan hati, dan kabar yang baik menyegarkan tulang.
31 Orang yang mengarahkan telinga kepada teguran yang membawa kepada kehidupan akan tinggal di tengah-tengah orang bijak.
32 Siapa mengabaikan didikan membuang dirinya sendiri, tetapi siapa mendengarkan teguran, memperoleh akal budi.
33 Takut akan TUHAN adalah didikan yang mendatangkan hikmat, dan kerendahan hati mendahului kehormatan.


Pada saat terjadi badai guntur yang hebat, seorang ibu sedang menidurkan anaknya dan kemudia mematikan lampu kamarnya. Namun karena takut pada badai tersebut, sang anak kemudian bertanya, "Mama, maukah Mama menemani aku tidur malam ini?" Sambil memeluknya, sang ibu menjawab, "Tidak bisa, Sayang. Mama harus tidur dengan Papa." Ketika keluar dari kamar anaknya, sang ibu mendengar, "Dasar Papa pengecut!"

Kisah diatas tentunya hanya sebuah lelucon saja, namun ketakutan adalah hal yang nyata. Bagi sebagian orang, ketakutan pasti selalu berkonotasi negatif. Tetapi benarkah begitu? Di Alkitab yang Anda dan saya baca, terdapat ayat-ayat Firman Tuhan yang menyatakan bahwa ketakutan bisa mengarah kepada hal yang positif. Salah satu ayat yang saya maksudkan adalah ada di dalam II Tawarikh 17:10, yang berbunyi, "ketakutan yang dari TUHAN menimpa semua kerajaan di negeri-negeri sekeliling Yehuda, sehingga mereka tidak berani berperang melawan Yosafat".

Bila Anda membaca II Tawarikh 17 mulai dari ayat 3 sampai dengan ayat 10, Anda akan menemukan bahwa Raja Yosafat sangat ingin rakyatnya memiliki rasa hormat dan Takut akan Tuhan. Maka janganlah bingung bila pada akhirnya ia membuat ketentuan utama bahwa semua rakyat yang dipimpinnya harus belajar Taurat Allah. Ia tahu bahwa jika rakyatnya hormat kepada Allah, mereka akan merendahkan hati dan menaati Allah. Melakukan apa yang benar akan membawa kemakmuran bagi Yehuda dan penghormatan dari kerajaan-kerajaan lain.

Kitab Amsal 15:33 menyatakan, "Takut akan Tuhan adalah didikan yang mendatangkan hikmat." Orang yang memiliki rasa takut akan Dia akan bertindak dengan penuh hikmat; mereka berjalan dengan setia di hadapan Dia sambil menaati perintah-perintahNya.

Rasa takut yang benar akan menjaga kita untuk tidak melakukan kesalahan.


Apakah Anda diberkati oleh artikel di atas? Anda ingin mengalaminya? Ikuti doa di bawah ini :

Tuhan Yesus, kuatkanlah hati kami agar di tengah pergumulan hidup kami selalu percaya bahwa Engkau senantiasa menuntun dan memegang tangan kami supaya tidak terjatuh. Terima kasih Tuhan, di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin!

Kamis, 05 November 2009

Ceritakan Dengan Sejujurnya

I Yohanes 2:17 "Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya."

Bacaan: 1 Yohanes 2:12-19
12 Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak, sebab dosamu telah diampuni oleh karena nama-Nya.
13 Aku menulis kepada kamu, hai bapa-bapa, karena kamu telah mengenal Dia, yang ada dari mulanya. Aku menulis kepada kamu, hai orang-orang muda, karena kamu telah mengalahkan yang jahat.
14 Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak, karena kamu mengenal Bapa. Aku menulis kepada kamu, hai bapa-bapa, karena kamu mengenal Dia, yang ada dari mulanya. Aku menulis kepada kamu, hai orang-orang muda, karena kamu kuat dan firman Allah diam di dalam kamu dan kamu telah mengalahkan yang jahat.
15 Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.
16 Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.
17 Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.
18 Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir.
19 Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita.


Pernahkah Anda berada di posisi dimana Anda harus mengatakan sesuatu yang Anda ketahui itu salah, tetapi tidak Anda katakan karena merasa tidak enak hati? Bagaimana rasanya? Pastinya tidak enak karena pikiran dan hati nurani kita berperang ketika itu.
Sewaktu SMP, saya dikenal cukup baik oleh guru-guru saya. Bukan apa-apa, selain karena saya dilihat memang tidak macam-macam, prestasi dalam bidang akademik turut menunjang citra saya di depan mereka. Mereka begitu percaya dengan apa yang saya katakan. Suatu kali, teman sebangku saya dipanggil ke ruang guru oleh salah seorang guru yang mengajar di kelas kami. Ia disuruh menghadap karena dicurigai bahwa teman saya ini mencotek pekerjaan rumah seseorang. Saya tidak ada firasat ketika itu bakal turut dipanggil. Namun, tiba-tiba seorang teman dari kelas lain memanggil saya dan mengatakan bahwa saya harus ke ke ruang guru saat itu juga.
Jujur, pada saat itu saya bingung karena saya tidak merasa melakukan kesalahan apa pun. Singkat cerita, saya pun berada di depan ke dua laki-laki berbeda usia ini. Pak guru kami pun menanyakan kepada saya, apakah teman saya ini mencontek pekerjaan rumah saya. Pertanyaan itu sungguh sulit saya jawab saat itu karena yang sedang "didakwa" ini adalah teman saya, tetapi ada satu pertentangan dalam hati saya yang berkata untuk saya jujur. Tidak sadar lima menit berlalu dan guru saya masih menunggu jawaban saya. Anda tahu saya berkata apa sama guru saya? Saya katakan teman saya tidak mencotek pekerjaan rumah saya dan pak guru mempersilahkan kami berdua meninggalkan ruangan. Teman saya begitu senang dan berterima kasih atas apa yang saya lakukan. Tapi, saya tidak karena saya telah berbohong kepada guru saya.
Peristiwa tersebut masih teringat oleh saya selama beberapa tahun setelah saya lulus SMP. Rasa penyesalan timbul bila kenangan itu muncul dan Tuhan tahu akan hal tersebut. Dalam satu pertemuan ibadah, Tuhan menyentuh hati saya dengan kasih-Nya. Sentuhan ini membawa saya ke dalam pertobatan dan pemulihan. Peristiwa dimana saya berbohong kepada guru di waktu SMP itu pun sudah tidak lagi menghantui. Iblis tidak lagi berkuasa atas saya! Tuhan hari demi hari mengajar saya untuk hidup dengan jujur. Kasih-Nya yang tulus membuat saya mengerti apa itu kejujuran yang sejati.
Saat ini mungkin diantara Anda ada yang sedang bergumul untuk hidup jujur. Ada satu ketakutan ketika Anda akan melakukannya: takut akan ditinggalkan teman, takut akan menyakiti hati orang lain; takut tidak naik jabatan. Jika Anda berfokus kepada ketakutan-ketakutan, percayalah, Anda tidak akan pernah bisa hidup jujur. Oleh karenanya, mulailah serahkan ketakutan-ketakutan itu kepada Tuhan dan biarkan kasih Allah menguasai hidup Anda. Ketika kasih itu mengalir maka Anda akan dapat bercerita dengan jujur kepada Tuhan dan orang-orang yang Anda temui persis seperti yang Dia inginkan.

Berkata-kata dengan terus terang adalah bukti bahwa Allah tinggal di dalam hidup kita.


Apakah Anda diberkati oleh artikel di atas? Anda ingin mengalaminya? Ikuti doa di bawah ini :

Tuhan Yesus, semoga sinar kasih-Mu selalu memancar dari dalam hati kami sehingga kami bisa hidup sebagai garam dan terang dunia di mana saja kami berada dan memancarkan kebaikan-Mu yang melimpah. Jadikan seluruh pikiran, perkataan dan perbuatan kami penuh dengan cahaya kasih-Mu. Terima kasih Tuhan, di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin!

Selasa, 03 November 2009

Anggaplah Sebagai Kebahagiaan

Yakobus 1:12:"Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia."

Bacaan: Yakobus 1:2:12
2 Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan,
3 sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.
4 Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun.
5 Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, -- yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit --, maka hal itu akan diberikan kepadanya.
6 Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.
7 Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.
8 Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.
9 Baiklah saudara yang berada dalam keadaan yang rendah bermegah karena kedudukannya yang tinggi,
10 dan orang kaya karena kedudukannya yang rendah sebab ia akan lenyap seperti bunga rumput.
11 Karena matahari terbit dengan panasnya yang terik dan melayukan rumput itu, sehingga gugurlah bunganya dan hilanglah semaraknya. Demikian jugalah halnya dengan orang kaya; di tengah-tengah segala usahanya ia akan lenyap.
12 Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.



Seorang pendeta memasang tanda di pintunya: Jika Anda bermasalah, masuklah dan ceritakanlah kepada saya masalah itu. Jika Anda tidak bermasalah, masuk dan ceritakanlah kepada saya bagaimana Anda menghindarinya.
Apa yang kita lakukan saat masalah besar datang tanpa pemberitahuan? Yakobus mengatakan agar kita menganggapnya sebagai suatu kebahagiaan, karena ujian tidak terjadi tanpa sebab. Ia berkata, "sebab kamu tahu, ujian terhadap imanmu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun" (Yakobus 1:3,4). Dengan adanya pemahaman ini, doa-doa kita kepada Allah akan berubah dari bertanya mengapa menjadi bersyukur atas semua yang telah Dia lakukan dalam hidup kita.
Suatu hari seorang penulis renungan harian Joanne Yoder yang sedang bergumul dengan penyakit kanker dalam tubuhnnya menuliskan pemikirannya dalam surat: Saya telah menyerahkan masa depan saya pada kehendak Allah. Puji Tuhan, tidak ada satu pun, bahkan kanker, dapat menghalangi kehendak-Nya. Saya mungkin memiliki kanker, namun kanker tidak memiliki saya. Hanya Allah yang memiliki saya. Karena itu, saya menghargai doa-doa Anda agar Kristus dimuliakan dalam tubuh saya, entah hidup atau mati.
Seringkali ujian datang dalam hidup ini tanpa diduga. Kita juga tidak bisa menghindari agar tidak mengalaminya. Namun, dengan menyadari bahwa Allah menyertai kita dan ujian-ujian itu hanyalah sebuah media untuk mendewasakan kita, maka kita dapat menganggapnya kebahagiaan.

Anda tidak dapat bertahan bahkan melewati ujian hidup bila Tuhan Yesus tidak tinggal dalam diri Anda.

Apakah Anda diberkati oleh artikel di atas? Anda ingin mengalaminya? Ikuti doa di bawah ini :
Tuhan Yesus, kami bersyukur karena berkat yang boleh kami terima dalam kehidupan ini. Semoga semua pergumulan hidup yang kami alami membuat kami semakin dekat dengan Engkau sehingga hidup kami memberikan kesaksian betapa Engkau sungguh mencintai kami. Terima kasih Tuhan, di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin!

Senin, 02 November 2009

Kehidupan adalah Kisah Cinta

Matius 6:33: "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."

Bacaan: Matius 6:25-34
25 ''Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
26 Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
27 Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?
28 Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,
29 namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.
30 Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?
31 Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
32 Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
34 Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.''



Tahukah Anda bahwa diri Anda begitu penting bagi Allah? Dia membutuhkan Anda untuk menjadi alat kemuliaan-Nya di dunia ini yang semakin hari semakin hancur dengan keinginannya. Dunia yang sedang sekarat ini menantikan orang-orang yang bisa memberikan jawaban atas permasalahan mereka dan semuanya itu hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang mengenal Allah.

Seringkali kita terlalu memusingkan bagaimana menjadi seorang Kristen yang baik dihadapan orang lain. Padahal sebagai anak-anakNya, kehidupan bersama dengan Allah yang seharusnya menjadi prioritas setiap kita. Itu adalah kerinduan-Nya.

Dia ingin Anda tahu bahwa setiap hari ketika Anda berdoa kepada-Nya atau berjalan dalam iman saat sedang dalam kesulitan, itu semua bagi-Nya adalah suatu kehidupan penuh kisah cinta; kehidupan yang tidak akan dapat dirasakan ketika kita jauh dari-Nya.

Pada saat Anda bersekutu dengan Allah maka segala sesuatu yang Anda minta di dunia ini akan Anda dapatkan. Kesembuhan, kekuatan, sukacita, bahkan kekayaan akan Anda peroleh saat hati Allah terpaut kepada Anda dan begitu juga hati Anda kepada Alllah.

Jadikan Allah sebagai prioritas utama di dalam hidup Anda maka lihatlah hidup Anda tidak akan pernah sama lagi.

Apakah Anda diberkati oleh artikel di atas? Anda ingin mengalaminya? Ikuti doa di bawah ini :
Tuhan Yesus, terima kasih untuk berkat yang boleh kami terima hari ini. Jadikanlah seluruh kehidupan, karya dan ucapan kami hari ini pancaran cinta dan berkat-Mu sehingga Engkau dimuliakan dalam pekerjaan kami sepanjang hari ini. Terima kasih Tuhan, di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin!

Minggu, 01 November 2009

Mikroskop atau Teleskop?

I Korintus 13:7 è "Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu."

Bacaan: I Korintus 13:1-8
1 Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.
2 Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.
3 Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.
4 Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
5 Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
6 Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.
7 Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
8 Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap.


Apakah Anda mengingat masa di waktu sekolah ketika pertama melihat menggunakan sebuah mikroskop? Benda-benda yang sangat kecil seperti mikroorganisme atau biji tanaman pasti akan Anda lihat besar ketika menggunakan benda tersebut.

Nah, mari bandingkan mikroskop dengan alat yang biasa manusia gunakan untuk melihat bintang atau benda-benda di angkasa, yakni teleskop. Sistem kerja benda ini sangat berbeda dengan mikroskop. Bila dengan mikroskop seseorang dapat melihat sesuatu yang sangat kecil terlihat besar, teleskop membuat sesuatu yang tampaknya jauh menjadi lebih dekat.

Apakah Anda menyadari bahwa setiap hari dalam kehidupan ini orang-orang sedang menggunakan kedua benda ini, yakni sebuah mikroskop dan sebuah teleskop, tergantung keadaan. Dan mungkin salah satu diantaranya adalah kita sendiri.

Kita dapat begitu cepat memakai sebuah mikroskop untuk melihat kesalahan dan kelemahan orang lain, sedangkan di sisi lain ketika kita melakukan kesalahan, kita menggunakan sebuah teleskop yang menyebabkan kesalahan kita sepertinya begitu kecil.

Dalam Lukas 6:41-42, Yesus mengajarkan kepada murid-muridnya dengan kata-kata seperti ini, "Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui?" dengan bahasa yang lebih sederhana, "Bagaimana seseorang bisa menasihati orang lain akan kesalahannya bila orang tersebut tidak bisa melihat kesalahan yang dalam dirinya sendiri?" jawabannya pastilah tidak bisa.

Oleh karena itu, Allah meminta kita menjadi orang seperti di Mikha 6:8, yakni "untuk bertindak adil dan mencintai kesetiaan dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allah." Jika kita melihat ini secara serius, kita akan berhenti menggunakan mikroskop untuk memeriksa kehidupan orang lain dan malah memperluas rahmat serta kasih kepada mereka dengan melihat mereka melalui teleskop. Dengan teleskop, kita akan memandang orang lain dengan adil, penuh belas kasihan dan rendah hati seperti yang Yesus lakukan.

Jadi, apakah yang Anda pilih saat ini untuk melihat lingkungan sekitar, sebuah mikroskop ataukah sebuah teleskop?

Hati yang penuh dengan kasih adalah bukti bahwa kita adalah anak-anak Allah yang sejati.

Apakah Anda diberkati oleh artikel di atas? Anda ingin mengalaminya? Ikuti doa di bawah ini :

Tuhan Yesus, kami sering lebih suka melihat kesalahan sesama kami dibandingkan mengoreksi kekeliruan yang ada dalam diri kami. Saat ini jamahlah kembali hati kami agar seluruh pikiran, perkataan dan perbuatan kami menjadi berkat bagi setiap orang yang kami jumpai. Terima kasih Tuhan, di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin!

Mengerti Apa Yang Tuhan Inginkan


Matius 6:33: "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."


Bacaan:Matius 6:25-34
25 ''Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
26 Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
27 Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?
28 Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,
29 namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.
30 Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?
31 Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
32 Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
34 Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.''


Suatu hari seorang ibu melihat anaknya begitu uring-uringan. Anak itu biasanya tenang dan penuh perhatian, tapi kali ini sepertinya dia tidak bisa memusatkan pikirannya pada tugas yang diberikan kepadanya. Akhirnya sang ibu pun mendekati anaknya itu dan bertanya padanya. "Apakah ada sesuatu yang salah Nak? Anak itu pun hanya mengangguk saja. Ibunya kembali bertanya, "Maukah kau menceritakan masalahmu?"

Anak itu pun menjawab,"Bu, aku kehilangan bola kesayanganku. Bola itu adalah hadiah dari sekolah ketika aku terpilih sebagai pemain terbaik dalam kejuaraan beberapa waktu yang lalu." Kemudian anak itu pun melanjutkan ucapannya, "Bola itu bagus sekali bu, rasanya tidak mungkin aku mendapatkan bola seperti itu lagi." Lalu ibunya menganjurkan anaknya untuk berdoa kepada Tuhan, maka mereka berdua pun berlutut disamping di sebuah kursi lalu berdoa bersama-sama. Setelah berdoa, terlihat suasana hati anak itu sepertinya lebih tenang dan akhirnya ia bisa menyelesaikan tugasnya dengan cepat.

Keesokan harinya, sang Ibu bertanya kepadanya anaknya itu, "Nak, apakah bolamu sudah kau temukan?" Sambil tersenyum ceria, anak itupun menjawab, "Belum bu". Ibunya pun berkata, "Kalau belum ketemu, kenapa kamu terlihat ceria hari ini, tidak seperti kemarin kamu waktu kamu kehilangan bolamu itu." Anak itu kembali menjawab, "Itu kemarin bu, tetapi setelah kita berdoa, Tuhan telah membuatku untuk tidak ingin menemukan bola itu." Ibunya pun tersenyum tanda mengerti, lalu dia memeluk anaknya itu.

Saat kita datang dalam doa dan meminta sesuatu kepadanya, ada kalanya permohonan yang kita panjatkan itu tidak terjadi dalam kehidupan kita. Tetapi, jika kita tetap berdoa sungguh-sungguh dengan hati yang terbuka kepada Tuhan, maka keinginan-keinginan hati kita berubah menjadi selaras dengan apa yang Dia benar-benar inginkan untuk diberikan-Nya kepada kita.

Tuhan selalu punya cara yang kreatif untuk menjawab doa-doa kita.


Apakah Anda diberkati oleh artikel di atas? Anda ingin mengalaminya? Ikuti doa di bawah ini :

Tuhan Yesus, hari ini kami berlutut di hadirat-Mu dengan segala pergumulan kehidupan kami. Sentuhlah hati kami dan jadikanlah baru agar kami menyadari bahwa di dalam setiap kesulitan hidup ada cahaya Sabda-Mu yang menerangi dan menuntun langkah kami. Tuhan, kami lemah, tolonglah kami. Terima kasih Tuhan, di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin!

Mencoba, Apa Salahnya?

Markus 5:34 è "Maka kata-Nya kepada perempuan itu: "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!"

Bacaan:Markus 5:25-34
25 Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan.
26 Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk.
27 Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya.
28 Sebab katanya: ''Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.''
29 Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya.
30 Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya: ''Siapa yang menjamah jubah-Ku?''
31 Murid-murid-Nya menjawab: ''Engkau melihat bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?''
32 Lalu Ia memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu.
33 Perempuan itu, yang menjadi takut dan gemetar ketika mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya, tampil dan tersungkur di depan Yesus dan dengan tulus memberitahukan segala sesuatu kepada-Nya.
34 Maka kata-Nya kepada perempuan itu: ''Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!''


Suatu ketika seorang guru berkata kepada muridnya seperti ini, "Ayo kerjakan. Jangan takut gagal bila belum mencobanya." Tidak tahu apakah perkataan itu benar-benar dari hatinya, tetapi kata-kata tersebut berhasil membuat muridnya untuk mengerjakan soal mata pelajaran yang ia berikan walaupun hasilnya masih salah.

Sang guru tidak mempersoalkan hasil yang didapat oleh anak didiknya benar atau salah. Baginya keinginan untuk berusaha memecahkan soal yang ia berikan adalah sebuah langkah yang tepat daripada mendengar muridnya tersebut berkata, "saya tidak bisa pak". Demikian juga sebenarnya yang Allah inginkan dalam kehidupan kita.

Seringkali kita pasrah dengan keadaan yang menyesakkan kehidupan kita. Tanpa melakukan apapun, kita sudah berkata kepada Tuhan "saya sudah tidak sanggup" atau "masalah ini begitu berat, pasti saya tidak bisa keluar dari hal ini". Semua pikiran dan kata-kata negatif keluar hingga diri kita dikuasai dan akhirnya kita pun kalah.

Rancangan-Nya bagi setiap kita adalah menjadi pemenang dan itu tidaklah berubah sampai sekarang ini dan karya penebusan Yesus Kristus di atas kayu salib adalah buktinya. Namun, semuanya ini tidak akan terjadi dalam kehidupan kita bila kita tidak mengambil langkah untuk mempercayai firman Tuhan.

Gunakan iman Anda dan mulai berjalanlah selangkah demi selangkah dalam janji perkataan-Nya. Ketika Anda melakukan hal itu, kemenangan yang sudah Tuhan janjikan tersebut akan Anda raih.

Ketakutan adalah cara termudah yang iblis pakai untuk membuat Anda tidak berjalan dalam rancangan indah Tuhan.

Apakah Anda diberkati oleh artikel di atas? Anda ingin mengalaminya? Ikuti doa di bawah ini :

Tuhan Yesus, kami sering merasa lemah dalam melakukan sesuatu yang baru. Namun kami mohon kuatkanlah iman, harapan dan cinta kami agar kami tetap percaya bahwa Engkau senantiasa menguatkan kami dan melihat segala usaha kami untuk menjadi lebih baik. Jadikanlah hidup kami pancaran berkat-Mu untuk setiap orang yang kami jumpai. Terima kasih Tuhan, di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin!